Kisah Ranap Simatupang, Penderita Kanker Paru Stadium 4
Kisah Mereka

 

“Kalau waktu bisa diputar, saya menyesal tidak memenuhi janji saya untuk berhenti merokok setelah kelahiran anak laki-laki saya yang pertama”, ucapan ini terus saja diulang Ranap Simatupang (43) pada saat #SuaraTanpaRokok mengikuti kegiatan beliau dari Rumah Sakit Persahabatan hingga sampai di rumahnya. Ucapan penuh penyesalan ini dilontarkan oleh Pak Ranap ketika mengingat kembali kebiasaan merokok yang telah dilakukannya sejak SMP .

Sejak bulan Juni lalu, #SuaraTanpaRokok mengikuti perjalanan Ranap Simatupang dalam usaha melawan penyakit yang dideritanya hingga akhirnya pada bulan Agustus 2016, beliau menghembuskan nafas terakhir akibat penyakit yang dideritanya. Menurut dokter yang merawat Pak Ranap, beliau menderita kanker paru stadium 4 akibat kebiasaan merokoknya sejak SMP. Pada saat itu Pak Ranap telah tinggal jauh dari orang tua, lalu Ia merokok karena mengikuti teman-temannya. Puluhan tahun menjadi perokok aktif akhirnya membuat beliau divonis kanker paru stadium 4 pada bulan September 2015.

Sebelum dirujuk ke RS. Persahabatan Jakarta, beliau menjalani pengobatan dan perawatan di Rumah sakit sekitar kediamannya di Tenjo, Bogor dan di Kabupaten Tangerang. “Saya awalnya tidak tahu kalau ini kanker paru akibat merokok, malah waktu berobat di Tangerang, saya masih sempat merokok”, ujar Pak Ranap tentang awal diagnosis penyakitnya. Pak Ranap sempat dirawat di RSUD Tangerang selama beberapa waktu hingga akhirnya Pak Ranap dirujuk untuk menjalani kemoterapi di RS. Persahabatan Jakarta.

Setelah beberapa kali menjalani kemoterapi, kondisi beliau mulai membaik, bahkan pada tanggal 12 Juli 2016 #SuaraTanpaRokok berinisiatif untuk menjemput beliau dari Rumah Sakit dan mengantar pulang kerumahnya di kawasan Tenjo, Bogor. Kondisi pak Ranap pada saat itu sangat baik, nafsu makan beliau perlahan muncul dan sama sekali tidak merasakan sakit pada saat itu. Bahkan ketika kami membelikan beliau bubur untuk makan siang, beliau makan dengan sangat lahap sekali. ”Habis ini buburnya, sebelumnya Bapak tidak mau makan, paling hanya sesuap terus sudah”, cerita bu Relis, istri Pak Ranap, kepada #SuaraTanpaRokok.

Setelah hari itu, kondisi Pak Ranap kerap naik turun, sempat masuk IGD beberapa kali karena kondisi kesehatannya menurun. Sampai pada akhirnya, tanggal 2 Agustus 2016, #SuaraTanpaRokok mendapat panggilan telepon dari Ibu Relis “Pak, ini Pak Ranapnya sudah tidak ada”, suara Bu Relis di ujung telepon terdengar bergetar. Sontak berita ini mengagetkan kami semua. Setelah menutup telepon dari Bu Relis, #SuaraTanpaRokok bergegas pergi ke rumah sakit guna memberikan dorongan moril. Setelah sampai di rumah sakit, suasana sendu menyelimuti ruang jenazah, Istri dan keluarga besar menangisi kepergia Pak Ranap yang jenazahnya terlihat amat tenang, damai, serta bersih, dan penuh senyum..Perjuangan Pak Ranap untuk sembuh akhirnya sirna. Beliau berhasil melewati vonis dokter yang menyatakan umurnya hanya tinggal 6 bulan lagi terhitung sejak bulan September 2015.Pak Ranap meninggalkan seorang istri dan 4 orang anak. Anak-anak Pak Ranap masih sangat kecil dan membutuhkan peran seorang ayah, Sri dan Lina yang masing-masing masih duduk di bangku SMP, Samuel yang berumur 8 tahun, dan Alvin yang masih berumur 3 tahun.

Pekerjaan Pak Ranap sebelum sakit adalah seorang penambal ban. Beliau membuka bengkel kecil di depan rumahnya. Semenjak beliau sakit sampai akhirnya meninggal, istrinya harus bekerja menggantikan posisi beliau di bengkel. Keadaan ekonomi yang sulit membuat #SuaraTanpaRokok berinisiatif untuk mengumpulkan dana dan berhasil menghimpun sedikit dana untuk membantu ekonomi keluarga Pak Ranap. Kini, Bu Relis, istrinya harus berjuang sendiri untuk membesarkan 4 orang anak-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk sekolah.

Kisah Pak Ranap dan keluarga adalah sedikit dari jutaan kisah korban rokok di Indonesia. Sangat banyak keluarga yang harus berkorban dan berjuang untuk bertahan hidup karena penyakit yang dideritanya karena merokok. Rokok tidak hanya menghancurkan kesehatan perokok itu sendiri, tetapi juga menghancurkan mimpi dan masa depan keluarganya. Berhenti merokok sekarang juga! #SuaraTanpaRokok

Stop merokok sekarang juga! Hubungi:

0800-177-6565

(bebas pulsa)

Saatnya berani bersuara seperti mereka! Ayo selamatkan umat manusia bersama

#SuaraTanpaRokok

#SuaraTanpaRokok adalah sebuah gerakan bagi perokok pasif dan mantan perokok aktif. Tujuan kampanye ini adalah untuk menginspirasi orang - orang agar berani bersuara dalam mengontrol penggunaan tembakau sebagai rokok.

Dengan mendaftarkan e-mail kamu dan berani bersuara di media sosial dengan tagar #SuaraTanpaRokok, kamu turut membantu kehidupan bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan sehat. Saatnya berani bersuara tanpa filter!

QUITLINE
0800-177-6565
(bebas pulsa)

  2019 #SuaraTanpaRokok. Semua isi di dalam situs ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta.