Kisah Cecep Sopandi - Penderita Penyakit Buerger
Kisah Mereka



“Saya pernah hampir ajak orang berkelahi gara-gara orang itu tetap aja merokok di dalam angkot, padahal sudah saya tegur berkali-kali”, ujar Cecep Sopandi ketika menceritakan pengalamannya yang merupakan gambaran perasaan tentang benda yang telah membuatnya kehilangan jempol kaki sebelah kiri. Kebiasaan merokok yang telah dilakukannya semenjak masa sekolah ini meninggalkan penyesalan yang mendalam bagi dirinya.

“Sehari bias dua sampai tiga bungkus rokok yang saya hisap, apalagi kalau sedang bekerja, temennya rokok, kopi, rokok, kopi” cerita Cecep kepada #SuaraTanpaRokok. Profesi karyawan usaha dekorasi pesta membuatnya sulit melepaskan diri dari rokok.

Pada sekitar akhir tahun 2015, Cecep merasakan sakit yang teramat sangat di kakinya akibat luka yang timbul seperti bisul pada kakinya. “kami kira ini bisul biasa, makanya kami hanya obati dengan mengoleskan salep hitam (ichtiyol), eh ternyata lama-lama menjadi luka, jadi kami bawa ke dokter lalu ke rumah sakit” ungkap Deni, keponakan Cecep yang mengurus beliau sejak awal sakit.

Beberapa kali mengunjungi klinik dan sempat berganti dokter akibat proses penanganan yang cenderung menyiksa, akhirnya Cecep dirujuk untuk pergi RSUD Cianjur agar dapat perawatan yang lebih baik. Ketika menemui dokter bedah yang menjadi rujukan, sang dokter langsung menyatakan harus berhenti merokok jika ingin sembuh lalu diberi obat dan bisa pulang.

Namun ternyata keadaan Cecep tidak kunjung berubah, malah ukuran kakinya semakin membesar layaknya orang berpenyakit kaki gajah dan juga lukanya terus sakit dan nyeri. Hasil analisa awal dokter bedah yang menangani sejak awal adalah Cecep kemungkinan menderita Buerger Disease. Setelah berkonsultasi dengan pihak rumah sakit, keluarga memutuskan untuk minta agar Cecep dirujuk ke dokter ortopedi.
 Setelah bertemu dengan dokter ortopedi, sang dokter langsung dengan tegas menyatakan bahwa Cecep menderita Buerger Disease dan untuk sembuh hanya ada satu hal yang bisa dilakukan, yaitu mengaputasi sumber masalah, jempol kaki sebelah kiri.

Dua kali proses amputasi sudah dilakukan dan berhasil dengan baik. Keadaan Cecep pun berangsur-angsur membaik. Hanya saja, Ia belum dapat bekerja kembali. Kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian merupakan pukulan berat bagi keluarganya. Beberapa bulan sejak Cecep sakit, akhirnya sang istri memutuskan untuk bekerja sebagai petugas dapur di rumah makan padang dekat tempat tinggal mereka..

Melihat istrinya membanting tulang merupakan hal yang sangat menyakitkan bagi Cecep, saat ini Ia berharap agar dapat lekas pulih agar dapat menjalankan kewajibannya sebagai kepala keluarga yang baik bagi istri dan satu anak lelakinya. Cecep menghabiskan hari-harinya sekarang ini dengan membantu istrinya mengurus rumah dan taman kecil di halaman rumah mereka.

“Saya menyesal merokok terus, kalau tau sakitnya begini, saya gam au sentuh rokok” tutup Cecep mengakhiri perbincangannya dengan #SuaraTanpaRokok.

Stop merokok sekarang juga! Hubungi:

0800-177-6565

(bebas pulsa)

Saatnya berani bersuara seperti mereka! Ayo selamatkan umat manusia bersama

#SuaraTanpaRokok

#SuaraTanpaRokok adalah sebuah gerakan bagi perokok pasif dan mantan perokok aktif. Tujuan kampanye ini adalah untuk menginspirasi orang - orang agar berani bersuara dalam mengontrol penggunaan tembakau sebagai rokok.

Dengan mendaftarkan e-mail kamu dan berani bersuara di media sosial dengan tagar #SuaraTanpaRokok, kamu turut membantu kehidupan bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan sehat. Saatnya berani bersuara tanpa filter!

QUITLINE
0800-177-6565
(bebas pulsa)

  2019 #SuaraTanpaRokok. Semua isi di dalam situs ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta.